Friday, September 23, 2011

Guilty Conscience


Lama juga ga nulis. Bukan berarti ga ada yg bisa ditulis sih, tp kadang banyak yg terlalu pribadi untuk bisa ditulis di blog. Yg mw dtulis ini jg pribadi sih tp ga banget2 hehe.


Foto ini diambil 2 tahun yang lalu, usai acara pengambilan sumpah dokter. Di kiri gw adalah buyut, di kanan gw nenek, dan kedua-duanya masih sehat hingga sekarang, puji Tuhan.

Namun tentu saja kondisi buyut gw sudah sangat tidak maksimal.

Gw masih inget bgt jaman2 SD, dimana orang tua gw kerja dari pagi sampe sore, dan buyut serta nenek gw lah yang bergantian nemenin gw d rumah abis gw balik skolah. Biasanya pulang skolah gw makan siang trus tidur siang, dgn pengantar tidur berupa cerita dari mereka. Cerita bawang merah bawang putih, dan sejenisnya. Gw jg inget klo malem suka nemenin buyut gw minum jamu, bubuk yang dikasi air sehingga teksturnya jd semacem tanah liat, dbentuk jd 5 bola kecil, masing-masing dmakan bsama pisang supaya ga pahit.

Nenek gw sih skrg masih produktif, bisa masak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Tapi buyut gw sejak bertahun-tahun lalu emg ud mengalami kemunduran fungsi. Pikun, pasti lah. Pendengaran dan penglihatan terganggu, dan sehari-harinya hanya berbaring di kamar.

Kadang gw berpikir, rasa bosan sebesar apa yg buyut gw rasakan. Menjalani hari-hari dimana qt g bisa melakukan apa-apa dan sangat dependen dengan orang lain. Ataukah demensia alias kepikunan jg bahkan telah menghapus kebosanan dari pikirannya? Karena bahkan buyut gw g bs membedakan apakah skrg siang atau malam.

Kadang gw pengin ngobrol sama buyut gw seperti jaman duluuuu gw masih kecil. Tapi pendengarannya ud sangat menurun shingga gw hrs setengah berteriak di telinganya, dan tidak ada cukup hal yg bisa diobrolkannya slain masa lalu.

Ada rasa bersalah yg muncul di hati. Karena gw seperti dengan sepihak menyatakan bahwa buyut gw tidak lagi relevan dengan masa kini. We live in the present. She lives in the past. We work, we learn, we have some goals to achieve, some businesses to take care of. She doesn't do those stuffs any longer. Dan perbedaan itu seperti membuat garis yang menidakmampukan gw untuk berusaha memahaminya dan mencoba mengertinya lagi, the way I could back then when I was a kid.